Cerita Kombes Pol Sodiq Pratomo Saat Bikin Terang Perkara di Jawa Timur

SURABAYA, Jatim Today – Tan Satrisna, gedung berlantai tiga di area Mapolda Jatim nampak lengang seakan tidak pernah dijamah.

Bila dibandingkan dengan bangunan di sekitarnya, gedung Tan Satrisna memang terlihat sedikit lebih lawas. Desainnya klasik karena belum tersentuh renovasi.

Baca Juga

Pendampingan UMKM dalam Melakukan Ekspor Menuju Pasar Internasional

06 Jan 2024

Kendati demikian, siapa sangka dibalik gedung tua terdapat karya tangan-tangan bhayangkara yang turut andil mengungkap perkara.

Di bawah kepemimpinan Kombes Sodiq Pratomo, anggota Tim Labfor Polda Jatim seringkali bekerja tanpa banyak bicara. Mengabdi untuk membuat terang perkara, sanyata karya dharma.

Pria asal Yogyakarta itu acapkali senyap dalam bertugas. Selalu ‘menjemput bola’ tanpa menunggu aba-aba. Cekatan ketika bertindak sebelum diperintah.

Baca Juga

Ngopi Sambil Bahas Calon Presiden 2024

05 Mar 2023

Ia bercerita, kala tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur meletus, Sabtu (1/10/2022). Mantan Kabid Labfor Polda Sumatera Utara ini, justru lebih dulu berada di lapangan seorang diri.

Katanya untuk mengamati, sebelum tempat kejadian perkara terkontaminasi.

“Saya lihat dimana ada darah, dimana ada kerusakan. Mana yang perlu diambil, baru setelah itu anggota ke lapangan. Malah Kapolda (Irjen Nico Afinta) telepon memerintahkan ke TKP, saya sudah lebih dulu disana,” ujar Sodiq sembari tertawa.

Menurutnya, rasa ingin tahu masyarakat terhadap segala sesuatu sangatlah besar. Larangan masuk ke lokasi kejadian seringkali diabaikan. Sikap inilah kemudian menyebabkan tempat kejadian perkara rusak, sehingga mengganggu proses penyelidikan.

Walaupun tempat kejadian dipasang garis polisi, masyarakat cenderung tak mengindahkan. Menerobos, bahkan sampai dibuat selfi. Tidak ingin hal itu terjadi, Sodiq selalu mendatangi lokasi sejak dini.

“Semakin lama TKP dibiarkan, semakin banyak kontaminan,” singkatnya.

Bukan hanya masyarakat umum, anggota kepolisian saja dikatakan Sodiq, terkadang tidak paham pentingnya sterilisasi tempat kejadian perkara.

Pernah suatu ketika, Sodiq sedang menyelidiki kasus pembunuhan di Kota Batu, Jawa Timur. Ia mendapati banyak puntung rokok berserakan di lokasi kejadian. Alih-alih mendapat petunjuk, puntung rokok yang dia kira milik pelaku pembunuhan malah membuatnya geli.

“Kita kumpulkan puntung rokok, kita periksa DNA. Kok mengarah ke penyidik semua,” ucapnya.

Lalu saat disinggung tentang kasus perampokan di rumah dinas Walikota Blitar, Santoso, pada 12 Desember 2022. Mantan Kabid Narkoba Puslabfor Mabes Polri ini menyampaikan bila pihaknya telah mengantongi semua identitas pelaku yang saat ini masih buron.

Ia bilang, selain CCTV di rumah Walikota Blitar, petunjuk yang membikin terang pengusutan kasus tersebut ialah DNA pelaku. Jejak itu tertinggal pada tali yang digunakan untuk menyekap korban.

“Ada lagi DNA Mr X terdapat pada tali yang kita temukan di lapangan,” ujar Sodiq.

Berdasar cerita itu, andil Tim Labfor Polda Jatim dalam mengungkap segala macam perkara kriminalitas rupanya sangat besar. Kendati demikian ia tak memungkiri bila kinerja anggota jarang diketahui karena luput dari sorotan kamera.

Tapi baginya hal itu bukan masalah. Karena yang pasti, visi Labfor sebagai fungsi forensik yang mendukung pelaksanaan penegakan hukum dengan berbasis sains dan teknologi untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat bisa tercapai.

“Karena tujuannya kan melaksanakan pemeriksaan teknis kriminalistik tempat kejadian perkara dan pemeriksaan laboratoris kriminalistik barang bukti sesuai dengan bidang ilmu forensik, sehingga tercipta kepastian hukum untuk masyarakat,” tegas Sodiq.

Oleh karena itu ia berpesan, peran dan fungsi Labfor agar lebih ditingkatkan dengan memperkuat sinergitas antar satuan kerja. Lebih mengutamakan keterlibatan Labfor internal ketika mengungkap perkara, sesuai Perkap Nomor 10 Tahun 2009, ketimbang melibatkan ahli forensik dari pihak eksternal.

“Mengacu pada aturan kan semestinya melibatkan Labfor, biaya juga bisa dibilang gratis karena ditanggung negara. Beda jika memakai jasa dari luar,” tutupnya.