SURABAYA, Jatim Today – Mantan Walikota Blitar Muhammad Samanhudi Anwar ditangkap polisi karena diduga menjadi otak perampokan rumah dinas Walikota Blitar, Santoso.
Dilansir dari berbagai sumber, Samanhudi sebelumnya pernah menjabat sebagai Walikota Blitar dari tahun 2010 – 2015.
Ia kemudian kembali terpilih untuk periode 2016 – 2021. Sayangnya pada 8 Juni 2018, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkannya sebagai tersangka kasus suap terkait ijon proyek pembangunan gedung SMP di Kota Blitar, Jawa Timur.
Saat menyandang status sebagai tersangka, Samanhudi sempat buron, Namun akhirnya menyerahkan diri ke KPK. Ia lantas dijebloskan ke ruang tahanan Polres Metro Jakarta Pusat hingga menjalani hukuman 4 tahun 4 bulan.
Menurut politikus PDI Perjuangan ini, penangkapannya oleh KPK bernuansa politik. Oleh karena itu, ia bertekad akan membalas dendam.
“Saya akan terjun ke politik, karena saya dizalimi oleh politik. Saya akan balas dendam. Kalau partai nanti dulu, akan berlayar. Entah itu tetap atau lainnya,” tegasnya dikutip dari Detikjatim, Senin (10/10/2022).
Paska penangkapan Samanhudi sebagai terpidana kasus suap, jabatan Walikota Blitar dipegang oleh wakilnya, Santoso. Akan tetapi hanya sebatas Pelaksana Tugas hingga masa jabatan habis pada 2020.
Setelah itu Santoso mencalonkan diri sebagai Walikota Blitar dan terpilih sampai sekarang.
Keluarga Samanhudi berasal dari Desa Alas Raje, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) seperti orang tuanya yang pernah menjadi Ketua Tanfidziyah NU. Selain itu, Samanhudi juga pernah mondok di Pondok Pesantren Kedungdung, Modung, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Di lingkungan birokrasi, pria kelahiran 8 Oktober 1957 ini sangat berpengalaman. Ia pernah ditunjuk menjadi penjabat persiapan daerah lima Kecamatan di Blitar Barat, dimana sebelumnya masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Blitar sebagai cikal bakal Kota Blitar.
Lima kecamatan itu antara lain, Sanankulon, Srengat, Ponggok, Udanawu dan Wonodadi.
Selama memimpin Kota Blitar, Samanhudi kerap menerima penghargaan dari pemerintah pusat. Waktu itu Samanhudi berhasil membawa Kota Blitar sebagai kota dengan laporan keuangan terbaik.
Selain itu, Kota Blitar juga meraih penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) Award 2013 dari Kementerian Dalam Negeri Bidang Sanitasi Sektor Air Limbah. Kota Blitar dan Kota Payakumbuh bersama Kota Banjarmasin, Denpasar, Surakarta, dan Jambi menjadi kota-kota ISSDP Tahap I (2006-2007).
Tidak ada komentar